Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Foto/REUTERS |
IAEA tidak memiliki akses ke Korea Utara. Laporan mereka dibuat salah satunya melalui pemantauan citra satelit.
“Ada indikasi di halaman konstruksi LWR (reaktor air ringan) terkait peningkatan aktivitas yang konsisten dengan pembuatan komponen reaktor tertentu,” bunyi laporan IAEA.
”Badan ini belum melihat indikasi pengiriman atau pengantar komponen reaktor utama ke dalam bangunan penahan reaktor,” lanjut IAEA.
Reaktor nuklir baru yang sedang dirintis Korut ini kemungkinan lebih besar dari eksperimen mereka saat ini di situs nuklir Yongbyon.
IAEA belum bisa menjelaskan bagaimana negara Komunis di Korea ini menggunakan laboratorium di dekat reaktor utamanya di mana biasanya menghasilkan plutonium dari bahan bakar bekas.
Laporan IAEA bertentangan dengan laporan terbaru dari kelompok think tank AS yang mengatakan bahwa laboratorium tersebut telah beroperasi meski sebentar-sebentar.
“Ada indikasi yang konsisten dengan penggunaan fasilitas pengayaan sentrifugasi yang dilaporkan berada di dalam pabrik,” imbuh laporan IAEA.
”Pekerjaan konstruksi dilakukan di sebuah bangunan yang berdekatan dengan fasilitas pengayaan sentrifugasi yang dilaporkan.”
Sementara itu, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mencemaskan aktivitas program nuklir rezim Kim Jong-un. ”Ini kekhawatiran, ini menunjukkan bahwa Korea Utara belum mundur, mereka tidak menghentikan dari apa yang mereka lakukan dan inilah alasan mengapa kita terus menjaga saat datang ke masalah Korea Utara,” ujarnya, seperti dilansir express.co.uk, Sabtu (26/8/2017). K
Source : SINDOnews
Remind us when writing errors, naming and information can be direct feedback, in order to correct errors. thank you for visiting .
No comments:
Post a Comment
Commented well and wisely, so there is no misunderstanding, thank you.