AFP/WILLIAM WEST
|
Netter.id - Austalia sedang gempar. Dua dewan lokal di Negara Bagian Victoria tengah menggelar pemungutan suara untuk tidak lagi mengakui 26 Januari sebagai Hari Australia. Dewan Sydney minggu ini juga merujuk kekhawatiran tentang patung penjelajah Inggris, James Cook, kepada dewan penasihat pribumi. Pasalnya di patung itu Cook itu tertulis telah menemukan Australia pada 1770. Dewan itu juga akan menelaah tugu peringatan untuk Gubernur New South Wales era kolonial Lachlan Macquarie. Para kritikus menilai dia telah memerintahkan pembantaian warga asli.
Kritikus Stan Grant dari Australian Broadcasting Corporation menuding sejarah yang tertulis di patung itu merusak karena sesungguhnya suku Aborigin telah menduduki wilayah itu sekitar 60 ribu tahun sebelum Cook datang. Menguatnya desakan untuk meninjau ulang penganiayaan terhadap suku Aborigin di era kolonial dan pengakuan keberadaan mereka dalam sejarah Australia dipicu gerakan serupa di Amerika Serikat. ‘Negeri Paman Sam’ itu tengah dilanda gerakan untuk membongkar patung-patung Konfederasi dan simbol-simbol Perang Sipil lainnya di monumen era kolonial di Amerika Serikat juga.
Namun, Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull menolak seruan untuk mengubah monumen era kolonial dan Hari Australia tersebut kemarin. Baginya, semua desakan itu merupakan tindakan keliru. “Mencoba untuk mengedit sejarah kita itu salah. Semua patung itu, semua monumen itu, adalah bagian dari sejarah kita dan kita harus menghormati mereka dan melestarikannya,” jelas Turnbull. Desakan yang disebutnya berasal dari sayap kiri akan menimbulkan ambiguitas dan pekerjaan besar. “Jika Anda ingin menulis bab baru untuk sejarah kita, jika Anda ingin menantang asumsi di masa lalu, lakukanlah dengan sebaik-baiknya. Tapi kita tidak bisa membahasnya seperti latihan stalinis (kaum komunis) yang mencoba memutus atau menghapus bagian sejarah kita,” imbuhnya dalam wawancara dengan radio 3AW, Melbourne.
Grant membalas serangan Turnbull itu dengan mengatakan patung-patung tidak perlu diturunkan, tapi diskusi yang lebih dalam tentang sejarah negara itu diperlukan, terutama mengenai sisi gelap masa lalu bersama. Suku Aborigin diyakini berjumlah sekitar 1 juta orang pada saat Inggris menginjakkan kaki mereka di Benua Australia. Namun, sekarang jumlah penduduk asli Australia itu hanya sekitar 3% dari total populasi nasional yang berjumlah 24 juta jiwa. Tanggal untuk memperingati kedatangan penjelajah Inggris pertama di negara itu disebut mereka sebagai ‘Hari Invasi’ karena menandai dimulainya kemunduran budaya Aborigin. Mereka tetap menjadi ras yang paling tidak beruntung, dengan tingkat kemiskinan, kesehatan, dan pemenjaraan lebih tinggi daripada ras lainnya di ‘Negeri Kanguru’ itu.
Source : Media Indonesia
Remind us when writing errors, naming and information can be direct feedback, in order to correct errors.
thank you for visiting .
No comments:
Post a Comment
Commented well and wisely, so there is no misunderstanding, thank you.